Jakarta,asatupro.com-Markas Besar (Mabes) TNI sudah mengirimkan seragam pakaian dinas lapangan (PDL) TNI yang baru kepada seluruh prajurit secara bertahap sejak menjelang hari ulang tahun (HUT) ke-80 TNI pekan lalu.
"Saat ini TNI sudah mulai melaksanakan pendistribusian seragam PDL baru secara bertahap kepada seluruh prajurit di tiga matra," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah kepada Media Asatupro.com, Jumat (10/10/2025).
"Proses ini sudah berlangsung sejak menjelang HUT ke-80 TNI dan terus berlanjut sesuai dengan jadwal distribusi yang telah diatur masing-masing matra," ujar dia.
Freddy menjelaskan, pergantian seragam PDL itu merupakan bagian dari upaya pembaruan tampilan prajurit, serta dalam rangka peningkatan efektivitas penyamaran di berbagai medan operasi.
Seragam baru PDL TNI ini memiliki warna sage green, menggantikan seragam lama yang berwarna loreng malvinas. Freddy juga mengungkapkan tidak ada kewajiban bagi prajurit untuk mengembalikan seragam lama ke Mabes TNI.
"Terkait seragam lama, tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya ke Mabes TNI. Seragam tersebut masih dapat digunakan oleh satuan-satuan yang belum menerima seragam baru, sehingga masa transisi berjalan secara bertahap dan efisien," kata dia. Menurut dia, penggunaan seragam lama akan dihentikan setelah seluruh prajurit menerima seragam baru.
"Setelah seluruh prajurit menerima seragam baru, penggunaan seragam lama akan dihentikan secara menyeluruh sesuai ketentuan yang ditetapkan TNI," kata Freddy.
Seragam Baru TNI
Diberitakan sebelumnya, TNI memutuskan untuk mengganti warna dan corak seragam lama, loreng malvinas, yang telah digunakan sejak 1982.
Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita sebelumnya menjelaskan bahwa perubahan seragam baru itu berdasar pada Keputusan Panglima TNI yang diteken pada 27 September 2025. Ia menyebutkan, PDL baru dirancang agar penyamaran, baik di hutan maupun di medan operasi tertentu, lebih efektif.
"Sekarang kan, namanya kan loreng Malvinas yang lama, dari tahun 1982. Itu yang pertama. Yang kedua, (fungsinya), jadi kalau kita masuk ke hutan dan sebagainya, ini lebih tersamar," kata Tandyo di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).