Medan, asatupro.com - Berbagai harapan, pandangan, dan segudang pengalaman di industri perkebunan sawit nasional mengemuka dalam seminar bertajuk "Sawit Ramah Anak Menuju Indonesia Emas 2045", yang digelar DPP Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) di Medan, Sabtu (2/11/2024).
Sebagai informasi, seminar tersebut dihadiri berbagai perwakilan gereja-gereja di Medan, organisasi aras gereja, perusahaan sawit, mahasiswa, dimoderatori oleh Iwan Butar-butar, Wakil Ketua Umum DPP PIKI.
Sri Rezeki Mariswaty Simanungkalit yang menjadi pengurus bidang Pengabdian Masyarakat DPD PIKI Sumut ini misalnya, mengatakan perkebunan kelapa sawit ramah anak berarti sawit harus ramah juga terhadap perempuan.
"Untuk itu kita berharap perkebunan sawit untuk melaksanakan pengupahan yang adil bagi buruh perempuan dan memberikan hak cuti haid, hamil dan melahirkan serta menyusui," ucap Sri.
Sri Rezeki Mariswaty Simanungkalit juga mengatakan, perusahaan sawit seyogyanya menyediakan berbagai sarana, seperti sarana pendidikan, olahraga, fasilitas transportasi, serta tempat bermain dan penitipan anak yang layak dan aman.
Ia pun menjelaskan contoh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami dari pemilik "Daycare" sebuah tempat penitipan anak di Bekasi, Provinsi Jawa Barat (Jabar) kepada balita.
Kata Sri, kasus itu memerlukan perhatian semua pihak untuk pencegahan kejadian serupa di masa depan.
Sumarjono Saragih, Kabid Pengembangan SDM GAPKI, membagikan pengalamannya selama ini yang mendapatkan dana untuk kegiatan-kegiatan sawit dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Editor
: Hendrik Hutabarat
Sumber
: <a href="Liputan" target="_blank"></a>